Ada yang berpendapat, bad sector padaharddisk dapat semakin
bertambahsetelah dilakukan proses format. Kenyataannya, bad sector tergantung
pada jenis kerusakan yang menyebabkannya.
Jika bad sector pada harddisk
disebabkan karena fisik, baik pada head maupun pada platter, maka bad sector
dipastikan akan terus bertambah. Baik tanpa ataupun dengan proses format,
bahkan sebetulnya tidak ada sama sekali hubungannya dengan proses format.
Proses apapun yang masih dilakukan pada harddisk yang sudah “cedera” ini, tentu
akan menambah bad sector.
Satu – satunya alas an yang masuk
akal untuk mitos ini adalh, setelah proses format selesai, akan menampilkan report hasil format. Salah satunya
adalah jumlah bad sector. Dan jika dibandingkan dengan proses format
sebelumnya, akan terlihat penambahan jumlah bad sector. Jadi yang lebih tepat,
proses format akan mengeluarkan report status harddisk, termasuk bad sectoe,
dan tidak spesifik yang menyebabkan bertambahnya bad sector.
2)
Menghilangkan Bad Sector dengan
Proses Format
Ini kebalikan dari pendapat
sebelumnya. Ada yang berpendapat, bad sector akan dapat diperbaiki, dengan
melakukan format harddisk. Bad sector sebenarnya adalah sector pada harddisk
yang tidak dapat digunakan dengan sempurna, baik untuk proses read maupun
write.
Untuk logical bad sector, memang benar dapat diperbaiki dengan proses
format, ataupun utility lain yang memang khusus dapat memperbaiki logical bad
sector ini. Logical bad sector terjadi biasanya dikarenakan kesalahan proses
read/write oleh sebuah aplikasi.
Lain halnya jika bukan berupa
logical bad sector. Katakanah bad sector secara fisik, dikarenakan kerusakan partial pada platter harddisk atau
sering disebut sebagai physical bad
sector.
Physical bad sector tidak akan
dapat diperbaiki baik dengan software utility khusus, apalagi sekadar melakukan proses format. Kecuali
untuk harddisk tipe tertentu yang dilengkapi dengan spare sector. Proses format akan menandai bad sector, dan
menggantinya dengan spare sector, jika memang tersedia dan masih tersedia pada
harddisk.
Physical bad sector dapat menjadi
salah satu pertanda awal kerusakan pada harddisk. Bisa terjadi akibat head
bersentuhan fisik dengan platter, mengakibatkan munculnya serpihan platter
ataupun bagian dari head. Meskipun serpihan ini amat sangat kecil, untuk
harddisk yang vacuum, dengan ruang yang minim dan platter yang berputar, ini
akan terus terbawa oleh putaran platter dan bias saja mengganggu keseimbangannya
saat berputar, dan sangat mungkin bertabrakan dengan bagian harddisk yang lain.
Namun, sekiranya harddisk Anda
memang menyediakan spare sector tersebut, bukan berarti harddisk dalam keadaan
prima seperti sedia kala. Pada kebanyakan kasus bad sector yang diganti dengan
spare sector memiliki track, hal ini
akan menambah waktu seek yang diperlukan head actuator saat membaca data.
Jadi, selain ada baiknya untuk
memperhatikan report SMART dari harddisk, maka keberadaan bad sector dapat
dijadikan pertanda awal untuk memensiunkan harddisk lama. Apalagi jika harddisk
yang dimaksud digunakan untuk menyimpan data kritikal. Pada beberapa kasus
memang bisa saja harddisk masih berumur panjang, meskipun sudah memperlihatkan
pertanda tersebut dalam kurun waktu katakanlah tahun. Namun jika data yang
tersimpan benar-benar penting mempertimbangkan risiko yang ada, sebaiknya hal
tersebut tidak dilakukan. Tidak perlu menunggu sampai harddisk benar-benar
tidak dapat diakses.
3)
Proses Format Bekala Dapat
Meningkatkan Kinerja Harddisk
Benarkah harddisk perlu diformat
secara berkala untuk meningkatkan kinerja harddisk ? Mungkin Anda pernah
mendengar tentang hal ini, terutama harddisk yang terinstal operating system.
Untuk hal ini, sama sekali tidak
ada logika yang dapat membenarkannya format harddisk secara sama sekali tidak
berhubungan dengan meningkatnya kinerja harddisk. Sekalipun berdasarkan
pengalaman, Anda merasakan peningkatan kinerja harddisk sesuai diformat setelah
digunakan sebelumnya selama katakanlah dua tahun. Hal ini bukanlah hasil yang
didapat dari sekedar melakukan proses format.
Selama dua tahun digunakam,
beragam data sudah masuk dan keluar pada harddisk tersebut. Tergantung pada
ukuran kapasitas harddisk, ukuran file dan variable lain ; ini sedikit banyak
mempengaruhi susunan data pada harddisk. Terdefragmentasinya data pada harddisk
membuat kinerja harddisk semakin lambat. Dengan melakukan format, harddisk
kembali kosong, dan file-file yang baru dimasukkan tidak terdefragmentasi
disbanding pada kondisi harddisk sebelumnya. Jadi, untuk halusaha meningkatkan
kinerja harddisk, akan lebih praktis untuk sekadar melakukan defrag daripada
harus memindahkan file ke tempat penyimpanan sementara untuk melakukan proses
format.
4)
Harddisk dan Catuan Listrik
Memastikan PC mendapatkan pasokan
daya yang stabil dan terbebas dari gangguan lonjakan (surge) selalu kami sarankan, untuk mendapatkan kinerja yang
maksimal dan stabil. Hal ini juga penting untuk harddisk. Beberapa mitos di
antaranya memang benar dapat merusak harddisk. Selengkapnya dapat dilihat pada
uraian berikut.
a)
Harddisk dan PSU
Turunnya tegangan dari catuan
daya ataupun ketidakstabilan catuan daya adalah salah satu yang menyebabkan bad
sector pada harddisk. Terutama power supply yang tidak memiliki daya output
yang memadai.
Jika pernyataan
spesifik seperti ini, yaitu menimbulkan bad sector pada harddisk, maka mitos
ini sama sekali tidak benar. Untuk harddisk, head actuator sama sekali tidak
bersentuhan secara fisik dengan platter harddisk, dalam keadaan operasional normal.
Bahkan sekalipun harddisk akan kehilangan catuan daya, tidak akan merusak
platter maupun head actuator, dan tidak menimbulkan bad sector.
Yang perlu
diperhatikan adalah, meskipun catuan daya yang tidak stabil tidak akan secara
spesifik menjadi penyebab timbulnya bad sector., namun masih ada risiko
lainnya. Gangguan catuan daya dapat merusak circuit
board juga merusak motor pemutar spindle
pada harddisk. Dua bagian harddisk ini lah yang lebih tepatnya akan
mengalami dampak negative dari ketidakstabilan listrik ataupun buruknya
kualitas keluaran listrik dan power supply. Bahkan pada kondisi ekstrem
terburuk, malfunction pada power
supply yang kurang berkualitas dapat secara instan mematikan harddisk dan tidak
bisa berg\fungsi sama sekali. Katakanlah ketika terjadi lonjakan listrik (surge) tanpa dapat difilter oleh power
supply.
b)
Putaran Harddisk dan Catuna Daya
Masih seputar harddisk dan catuan
daya lisrtik, namun sedikit lebih spesifik. Mungkin juga terjadi hanya sebatas
putaran harddisk menjadi tidak stabil. Terdengar bunyi percepatan perputaran
harddisk (spin-up), namun harddisk
tidak mendapat catuan daya yang memadai, dan gagal melakukan spin-up dengan
sempurna. Spin-down terjadi bukan
karena perintah harddisk, tapi lebih dikarenakan catuan daya yang tidak
memadai. Gejalanya adalah spin-up dan spin-down dalam jeda waktu atau pola
tertentu, tanpa aktivitas pada operating system, atau bahkan terjadi saat PC
baru melakukan proses boot.
Sebenarnya
dalam kondisi normal, proses spin-up dan spin-down hanya akan dilakukan
harddisk saat melakukan proses kalibrasi ulang. Salah satu penyebab kalibrasi
ulang adalah ketika terjadi perubahan temperature, yang menyebabkan ukuran data
dan posisi data pada harddisk juga akan berubah. Penyebab kalibrasi yang lain
adalh ketika data pada platter tidak dapat terbaca dengan sempurna. Hal yang
serupa juga terjadi pada optical disc drive, dengan suara kebisingan yang lebih
terdengar. Jika hal ini dirasakan sering terjadi pada harddisk Anda, ini
termasuk salah satu pertanda awal harddisk tidak dalam keadaan prima.
c)
Aliran Listrik dan Harddisk
Tiba – tiba listrik padam
mendadak, tanpa UPS maka PC desktop akan tidak berdaya dan serta merta langsung
ikut mati. Beberapa berpendapat listrik yang mati mendadak, atau dalam hal ini
jika PC dimatikan secara paksa (mencabut kabel PSU) dapat menyebabkan timbulnya
bad sector pada harddisk.
Saran
ini benar untuk harddisk zaman dulu sekali. Ketika head harddisk masih
disarankan untuk diposisikan dalam kondisi park
saat PC dimatikan. Tetapi tidak untuk harddisk terkini, produksi pada kurun
waktu dekade ini.
Head
actuator pada harddisk terkini digerakan dengan voice coil actuator. Secara otomatis, head actuator akan secara
otomatis memposisikandiri seketika ke posisi aman jika catuan daya ke harddisk
dengan voice coil actuator, risiko untuk hal ini sangat minim.
Berbeda
dengan harddisk zaman dulu yang masih digerakkan dengan stepper motor yang masih tergantung pada fungsi mekanis. Catuan
daya ke harddisk yang terputus secara mendadak dapat sajamembuat head terhenti
di posisi yang tidak aman. Itu sebabnya harddisk terdahulu diposisikan dalam
kondisi park.
d)
Perputaran Platter Harddisk
Platter harddisk hanya akan
berputar (spin up) pada saat proses
read atau write data, dan akan melakukan spin-down saat idle. Pendapat ini tidak sepenuhnya tepat. Harddisk tetap berputar
meskipun dalam keadaan idle. Kecuali penggunanya mengaktifkan set spin-down
tiem untuk waktu idle harddisk (atau pada Windows power management disebut turn off harddisk).
Pertanyaan
selanjutnya adalah, apakah lebih baik umtuk mengaktifkan spin down ini ?
Jawabannya adalah tidak, terutama untuk yang membutuhkan kinerja tercepat.
Biasanya harddisk melakukan spin-up ini membutuhkan waktu dan relative membuat
komponen dalam harddisk banyak beraktivitas. Setelah spin-up, praktis harddisk
hanya perlu mempertahankan kecepatan putar platter. Jika harddisk sudah
melakukan spin-down, akan memerlukan waktu lagi untuk mempersiapkan harddisk
agar siap menerima data. Harddisk pelu melakukan spin-up kembali, dan mencapai
kecepatan putar optimal, sebelum siap melakukan proses read/write. Maka dari
itu, jika menginginkan kinerja tercepat dari harddisk kami menyarankan untuk
tidak mengaktifkan spin-down.
Namun,
mengaktifkan spin-down juga memiliki keuntungan tersendiri. Harddisk akan
mengurangi konsumsi dayanya. Ini juga akan mengurangi konsumsi dayanya, ini
juga akan memberikan dampak positif dari penurunan panas yang dihasilkan saat beroperasi.
Dan sedikit banyak dapat mempengaruhi daya tahan harddisk itu sendiri. Jadi
sekiranya Anda menginginkan kedua hal tersebut, perhatikan gaya penggunaan PC,
dan tentukan waktu jeda untuk spin-down yang ideal.
5)
Posisi Harddisk
Jenis PC case yang beragam
terkadang juga memberikan konsekuensi peletakan harddisk yang beragam. Ada yang
menyediakan tempat untuk harddisk secara horizontal, ada yang hanya menyediakan
letak harddisk secara vertical.
a.
Harddisk Posisi Horizontal
Ada yang berpendapat, menempatkan
harddisk secara vertical untuk penggunaan dalam jangka waktu lama akan merusak
harddisk. Sangat disarankan harddisk digunakan dalam kondisi horizontal.
Pendapat
tersebut sama sekali tidak benar. Harddisk terkini dapat dioperasikan, baik
dalam posisi horizontal, vettikal, bahkan terbalik sekalipun. Dan sama sekali
tidak akan mempengaruhi umur harddisk. Yang jangan dilakukan adalah hal ini,
jika lubang breathing hole harddisk
tidak mendapatkan akses pertukaran udara yang memadai. Dalam posisi apapun ini
akan memperpendek umur harddisk.
No comments