MITOS SEPUTAR HARDDISK (PART 1)


Sebagai media penyimpanan utama dalam PC, harddisk memiliki peran yang penting pada PC. Cukup sering kita mendengar mitos dan pantangan yang sebaiknya tidak dilakukan. Beberapa di antaranya memang benar, ada juga yang sekadar mitos. Daripada sekadar menebak – nebak mana yang benar dan mana yang hanya pernyataan yang tidak rasional, ada baiknya menyimak pembahasan kali ini.
                Untuk sementara kebanyakan PC masih menggunakan storage device menggunakan plat dengan permukaan magnetic untuk menyimpan data. Cukup banyak pertanyaan – pertanyaan di penggunanya. Bahkan beberapa pengguna power user pun masih memiliki beberapa pertanyaan yang masih mengganjal.
                Pembahasan kali ini lebih menitik beratkan mitos – mitos seputar harddisk. Pertanyaan – pertanyaan ini masih sering dipertanyakan bahkan pada diskusi web forum untuk topic spesifik khusus hardware dan harddisk. Ketimbang berusaha mencari pembahasan berikut satu persatu di dunia maya, kesempatan kali ini saya coba merangkumnya dalam blog saya. Mana yang benar dan mana yang keliru dari beragam mitos yang berdar tentang harddisk ? Berikut sebagian besar di antaranya, yang saya bagi dalam beberapa kategori utama.

1)    Proses Defragment dan Harddisk
Selama ini saya menganjurkan pengguna operating system Windows, untuk melakukan defragmenting secara berkala. Saat melakukan proses ini, selain terkadang membutuhkan waktu yang cukup lama (antara lain tergantung tingkat ter-defragment-nya dan freespace pada harddisk), dengan beban kerja harddisk (dan system) yang cukup tinggi, terkadang menimbulkan kekhawatiran, apakah proses defragment akan memperpendek umur harddisk ?
a)     Melakukan Defragmenting Harddsik Memperpendek Umur Harddisk
Proses defragmenting memang dianjurkan secara berkala. Ada kekhawatiran melakukan proses defragment akan meningkatkan risiko kerusakan harddisk. Terutama akibat meningkatnya beban kerja head actuator.
Pernyataan tersebut ada benarnya. Proses defragment harddisk memang akan membebani, terutama proses seeking yang berlangsung, untuk mengatur urutan data pada harddisk. Sisi positifnya baru akan dirasakan setelah proses defragment. Dengan data yang lebih teratur setelah proses defragment membuat harddisk mengalami penurunan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk seeking data. Selain peningkatan kinerja yang akan didapatkan oleh penggunanya.
Jadi, memang benar proses defragmenting sedikit banyak membebani beban kerja harddisk selama proses defrag. Namun dengan keuntungan setelah proses defrag, yang biasanya akan berlangsung dalam jangka waktu yang lebih lama dibandingkan lama proses defrag. Menurut hemat saya, proses defrag tetap masih kami anjurkan untuk dilakukan secara berkala.

2)    Proses Format dan Harddisk
Cukup banyak yang menghubungkan proses format harddisk dengan kelangsungan hidup harddisk. Beberapa di antaranya saling kontradiksi satu sama lain.
b)    Melakukan Format Harddisk Memperpendek Umur Harddisk
Memformat harddisk dipercaya dapat memperpendek umur harddisk. Hal ini sama sekali tidak benar.
Memformat harddisk bukan merupakan aktivitas dengan kerja terberat yang ditangani harddisk. Bahkan beban kerja harddisk dalam proses format harddisk, masih jauh lebih ringan, dibandingkan saat operating system Windows mulai mengakses virtual memory.
Beberapa pembenaran logis untuk mitos ini dengan pernyataan bahwa pergerakan head dalam proses formatting lebih aktif dan rumit disbanding proses nonformat. Malah sebalknya, pada kenyataannya proses format melakukan pergerakan secara berurut, dari sector 500, 501, dan seterusnya. Bahkan, dikarenakan head read/write harddisk sama sekali tidakada gesekan tambahan sama sekali.
Bahkan perbandingan ekstremnya, memformat setiap hari bahkan setiap jam sekalipun tidak membuat harddisk Anda cepatrusak Atau setidaknya tidak akan lebih cepat rusak dibandingkan pemakaian normal sehari – hari.

No comments

Leave a Reply

Anda boleh berkomentar di blog saya tapi, tetap jagalah kesopanan dan nilai - nilai etika Anda ketika berkomentar.

Visitors