PENCIPTA FACEBOOK




Dalam film The Social Network, Mark Zuckenberg digambarkan sesuai gambaran klise seorang geek: kuper, antisocial namun luar biasa jenius. Apakah kenyataannya “seindah” gambaran itu ?
Anda pasti tahu apa itu Facebook dan Anda juga tahu bagaimana cara menggunakannya atau bahkan Anda hampir seminggu sekali Anda membuka akun facebook dan mengupdate status. Kali saya ingin Tanya apakah Anda tahu siapa pencipta Facebook ? atau bagaimana sejarah terciptanya Facebook ?. Kali ini saya akan membagikan informasi seputar sejarah Facebook dan awal penciptaannya. Pencipta Facebook adalah Mark Zuckenberg atau nama lengkapnya Mark Elliot Zukkenberg.
M
ark Elliot Zuckenberg adalah seorang pemuda yang dilahirkan tahun 1984 di sebuah keluarga yang cukup berada. Ibunya adalah seorang psikiatris dan ayahnya seorang dokter gigi di New York.Jika di film ia digambarkan kurang gaul, Zuckenberg justru memiliki cirri seorang pemuda popular. Paling tidak ia adalah kapten dari tim olahraga anggar. Tapi, ini bukan berarti Zuckenberg dalam kenyataannya lebih mirip Winklevoss bersaudara yang digambarkan dalam film The Social Network (maksudnya, tipikal anak orang kaya yang sombong dan elitis). Hanya saja, sosok Zuckenberg sesungguhnya tidaklah sesederhana yang digambarkan di film.
JENIUS SOFTWARE
Salah satu karya awal Zuckenberg konon adalah sebuah piranti lunak komunikasi antarkomputer yang menghubungkan computer di kantor ayahnya, yang ketika itu berpraktik di sebuah ruangan di rumahnya, dengan computer lain.
Program yang dikembangkannya itu disebut ZuckNet dan fungsinya adalah bentuk primitive dan aplikasi chatting ala AIM atau Yahoo! Messenger. Lewar ZuckNet, computer di kantor ayahnya dan computer di dalam rumah bisa saling mengirimkan Ping.
                Saking kuatnya minat Mark Zuckenberg pada pengembangan piranti lunak, ia konon mengambil beberapa kelas pemrograman di sebuah kampus dekat rumah. Padahal, ketika itu Mark masih menjalani sekolah SMA.
                Di kalangan teman-temannya, Zuckenberg pun dikenal gemar membuat game computer. Ia akan meminta teman-temannya melontarkan idea tau cerita sebuah game, lalu ia sendiri yang akan mengembangkannya.
                Kepiawaian Zuckenberg dalam memrogram ternyata tidak membuatnya kehilangan kemampuan untuk bergaul seperti ‘anak sekolah kebanyakan’. Ini terbukti ketika Mark diangkat menjadi kapten olahraga anggar di sekolahnya.
                Pada saat sekolah itu juga Zuckenberg membuat sebuah perusahaan bernama Intelligent Media Group. Di sana, ia membuat piranti lunak pemutar music bernama Synapse Media Player.
                Keunikan dari Synapse adalah kemampuan mengetahui kebiasaan pengguna mendengarkan music tertentu. Piranti lunak ini kemudian menjadi popular dan sempat menarik minat beberapa perusahaan, termasuk AOL dan Microsoft, untuk mengakuisisi Intelligent Media Group dan merekrut Mark.
                Kesempatan itu mungkin bisa membuat ngiler  banyak pemuda. Namun tidak bagi Mark, ia malah memilih untuk melanjutkan sekolah ke Harvard.
                Ini akan menjadi penawaran pertama dari Microsoft yang ditolak Mark Zuckenberg. Di kemudian hari, Mark juga akan membuat penolakan yang jauh lebih dahsyat.
LAHIRNYA FACEBOOK
Awalnya, Zuckenberg memilih untuk masuk sekolah persiapan ke Harvard karena ia tertarik pada program Bahasa Latin yang ditawarkan di sekolah itu. Jangan heran, Mark memang seorang penggemar karya sastra-sastra klasik. Konon, ia menghafal di luar kepala karya-karya klasik seprti IIiad atau Odyssey, puisi dari zaman yunani kuno.
                Namun, ia selalu tertarik dengan dunia computer. “saya seperti seorang anak kecil. Saya mudah bosan dan computer membuat saya bergairah. Itulah dua factor yang mendorong (pembuatan Facebook),” kata Zuckenberg saat diwawancara oleh kampus Harvard.
                Ya, sama seperti di film The Social Network, Zuckenberg memang memulai Facebook lewat website TheFacebook.com. Istilah Facebook sendiri sudah lazim di Harvard, merujuk pada semacam mahasiswa yang biasanya mencakup nama, pasfoto, dan data lain.
                Mark memulai website itu sebagai layana local Harvard, kemudian ia mengembangkannya dengan berbagai fitur dan akhirnya memutuskan untuk memperluasnya ke kampus lain. Hingga akhirnya, layanan itu dibuka untuk umum.
                “Separuh dari yang saya kerjakan tidak di-release. Misalnya, semalam saya menghabiskan sekitar lima jam memprogram sesuatu, yang lumayan keren lah, beberapa teman melihatnya, tapi hal itu tak akan diketahui oleh orang lain,” tukas Mark.
                TheFacebook.com merupakan proyek lanjutan Mark setelah FaceMash, sebuah website yang menampilkan dua foto mahasiswa Harvard dan meminta pengunjung untuk memilih mana di antara keduanya yang lebih ‘menarik’.
                FaceMash menarik perhatian 450 pengunjugn dalam waktu 4 jam. Namun kemudian website itu mati karena pengelola kampus memutus koneksi internet Mark.
JADI KAYA DENGAN MENOLAK MICROSOFT
Masa-masa awal Facebook meraih sukses bisa jadi menjadi momen yang mengejutkan bagi para pendirinya: Mark Zuckenberg, Eduardo Saverin, Dustin Moskovitz, dan Chris Hughes.
                Dari Boston, kampus mereka di Harvard para pendiri Facebook pindah ke California. Tepatnya, Zuckenberg dkk menempati sebuah rumah sewaan di Palo Alto, jantung Silicon Valley. Sebelum akhirnya pindah ke kantor kecil di area yang sama.
                Perpindahan Facebook ke California mendatangkan investor, salah satunya adalah Peter Thiel, pria yang mendirikan PayPal. Investasi dari Thiel, sebesar US$500 ribu adalah salah satu dana awal yang melancarkan operasional Facebook.
                Sejak awal, sudah banyak perusahaan yang berminat untuk membeli Facebook. Dalam buku The Facebook Effect karya David Kirkpatrick beberapa kisah pembelian itu dipaparkan.
                Misalnya, Mark pernah diajak terbang dengan pesawat jet sewaan oleh Michael Wolf, Presiden dari MTV Networks. Dalam penerbangan itu, Wolf berupaya agar Viacom, Perusahaan induk MTV, bisa membeli Facebook. Pada akhirnya, jangankan membeli, upaya Viacom untuk membeli saham saja gagal.
                Pada Juli 2006, CEO Yahoo ketika itu Terry Semel, menawar untuk membeli Facebook seharga US$ 1 miliar. Namun tawaran itu akhirnya gagal karena Yahoo mengalami masalah pada sahamnya.
                Namun, penawaran yang paling dahsyat dating dari CEO Microsoft, Steve Ballme. Kirk Patrick menuturkan bahwa mantan teman sekamar Bill Gates itu telah dua kali mendatangi Zuckenberg di Palo Alto.
                Dalam pertemuan yang dilakukan dengan berjalan kaki di area seputar kantor Facebook, Ballmer dan Zuckenberg berbicara bisnis. Salah satunya, Mark mengatakan bahwa ia sedang mencari investasi dengan valuasi Facebook di angka US$ 15 miliar.
                “Bagaimana jika kami membeli dengan nilai US$ 15 miliar?” jawab Ballmer, sebuah penawaran yang belum pernah didapatkan Zuckenberg sebelumnya.
                Namun, yang terjadi berikutnya bisa jadi merupakan penolakan terdahsyat yang pernah dilakukan MARK. Ia bersikukuh bahwa Facebook tak akan dijual. “Saya tidak mau menjual perusahaan ini, kecuali saya tetap bisa memegang kendali,” jawab Mark.
                Ballmer, pebisnis lulusan Harvard, tidak mau begitu saja menerima penolakan tersebut. Ia melakukan berbagai cara dan menyusun berbagai penawaran, untuk mendapatkan Facebook termasuk berusaha membeli Facebook sedikit demi sedikit agar Mark tetap memegang kendali selama beberapa tahun.
                Pada akhirnya, Microsoft dan Facebook sepakat dengan sebuah perjanjian iklan.Termasuk dalam perjanjian itu adalah Microsoft membayar senilai US$240 juta untuk 1,6 persen saham Faceboo. Investasi ini melonjakkan valuasi Facebook sebagai sebuah perusahaan bernilai US$ 15 miliar.
                Itulah valuasi yang meluncurkan Mark Zuckenberg ke daftar miliuner dunia.
SISI GELAP ZUCKENBERG
Tak ada yang tahu apa yag sebenarnya terjadi pada awal-awal pembuatan Facebook. Satu hal yang pasti, Zuckenberg dkk. Telah menyelesaikan beberapa kasus hokum dari gugatan-gugatan pihak ketiga.
                Paling terkenal adalah gugatan Winklevoss bersaudara dan Divya Narendra. Ketiga orang itu menuntut Zuckenberg dan Facebook karena Zuckenberg diangkat menyalahi perjanjian.
                Pada tahun 2003, Wionklevoss bersaudara dan Narendra mendatangi Mark untuk melanjutkan proyek pembuatan sebuah website bernama Harvard Connection. Website ini akan menjadi jejaring social bagi mahasiswa Harvard. Konon, Zuckenberg setuju dengan permintaan itu, namun ia tidak memenuhi janjinya. Mark justru membuat website TheFacebook.com dan kemudian menjadi Facebook pada tahun 2004.
                Sebuah artikel di BusinessInsider membocorkan pesan instan antara Zuckenberg dengan temannya. Percakapan ini terjadi di tengah-tengah periode pembuatan Facebook dan Harvard Connection.
                Di dalamnya, Mark Nampak mempertimbangkan dilemma bahwa ia sedang membuat Facebook namun juga diminta (atau disewa?) untuk membuat Harvard Connection (dalam percakapan itu, Mark menyebutnya ‘website kencan’).
                “Aku tidak suka bahwa aku melakukan ini untuk orang lain. Aku benci bekerja intuk orang lain. Sepertinya, hal yang paling baik adalah menyelesaikan TheFacebook lalu menuggu hingga hari terakhir sebelum aku seharusnya menyelesaikan proyek dari mereka dan bilang “Hei, punya kalian tidak sebagus ini, kalau kalian mau gabung dengan punyaku bisa saja… Kalau tidak, aku baru bisa bantu bikin punyamu nanti”. “Apakah itu terlalu jahat?”
                Kenyataannya, Mark memang tidak pernah menyelesaikan proyek Harvard Connection. Seperti banyak orang, ia mungkin lebih senang menggarap proyek pribadi daripada membuat sesuatu untuk orang lain.
                Masalahnya adalah kedua proyek yang digarapnya itu punya potensi untuk saling bersaing. Suatu hal yang juga dikhawatirkan oleh Mark adalah jika dua website ini muncul pada saat yang sama, baik Facebook maupun Harvard Connection tak akan menjadi popular.
                Tidak jelas apa yang sebenarnya terjadi. Namun pada 2008, kasus ini diselesaikan di luar pengadilan. Facebook menyerahkan 1,2 juta lembar saham dan membayar US$ 20 juta pada penuntutnya.
                Mark juga bermasalah dengan salah satu pendiri Facebook, Eduardo Saverin. Pria kelahiran Brazil tersebut adalah salah satu investor awal Facebook.
                Saverin diajak sebagai pendiri karena memiliki dana untuk menyewa server Facebook. Zuckenberg dan kawan-kawan juga berharap Saverin bisa menjalankan sisi bisnis, sementara ia bisa focus membuat produk yang diinginkan. Namun, Mark nampaknya tidak puas dengan performa Saverin. “Ia seharusnya mendirikan perusahaan, mendapatkan pendanaan dan menyusun model bisnis. Dia gagal dalam ketiganya,” tutur Mark dalam sebuah bocoran pesan instan yang ditayangkan Business Insider.
                Saverin pada akhirnya juga menuntut Zuckenberg dan kawan-kawan, namun selesai dengan sebuah kesepakatan. Usai kesepakatan itu, Saverin diakui sebagai salah satu pendiri Facebook dan mendapatkan 5 persen saham.
                Sejauh ini, kehidupan Zuckenberg sudah sangat berwarna. Ia pun terbilang sukses menjaga Facebook agar tidak “jatuh” ke tangan orang lain, sambil tetap mendatangkan kekayaan bagi dirinya.
                Lalu, hal apa yang akan dibuat Mark Zuckenberg selanjutnya? “Orang sering kali bertanya padaku, apa The Next Big Thing yang akan kamu buat? Terus terang, saya tidak tahu apa yang akan jadi hal besar berikutnya karena saya tidak menghabiskan waktu untuk membuat hal-hal yang besar. Saya menghabiskan waktu untuk membuat hal-hal yang kecil dan pada waktunya, saya akan menggabungkannya,” tutur Mark.

INFO
Nama                    : Mark Elliot Zuckenberg
Lahir                      : 14 Mei 1984 di White Plains, New York
Pekerjaan           : CEO/Presiden Facebook
Prestasi                : Mendirikan Facebook dan menjadi salah satu miliuner termuda di dunia.

Sumber : majalah CHIP

No comments

Leave a Reply

Anda boleh berkomentar di blog saya tapi, tetap jagalah kesopanan dan nilai - nilai etika Anda ketika berkomentar.

Visitors